Powered by Blogger.
RSS

Pelajaran Berharga Dari Seorang Supir Taksi Di Surabaya

Semalam, 30 Nov 2014

Jam menunjukkan pukul 20.30 WIB saat keretaku tiba di stasiun Gubeng Surabaya, aku beserta suami langsung turun dari kereta dan bergegas keluar melalui pintu keluar untuk mencari taksi, karena memang kami tidak menitipkan kendaraan seperti biasanya di stasiun.
Para penjemput, tukang becak, tukang ojek, hingga supir taksi sudah menanti di ujung pintu, tanpa basa basi terlalu lama jatuhlah pilihan memakai jasa Taksi Orenz yang ditawarkan oleh bapak setengah baya, 50tahun-an kalau tidak salah. Membawa lumayan banyak barang dibantu oleh bapak supir taksi, kami langsung menuju taksi diparkiran. Tak lama kami sudah keluar stasiun dan dalam perjalanan menuju rumah.

Memang dasarnya saya suka ngobrol, iseng aja saya nyeletuk ke suami, "ternyata disini ga ujan ya yank, "
"iya nih alhamdulillah aman", jawab suami.
 Tapi ga puas gitu aja, si suami malah iseng nanya ke pak supir lagi abis ujan ga pak?" tanya suami. Pak supir dengan ramah menjawab, "dua hari ini ga ujan mas, ya cuma mendung gini-gini aja", lanjutnya.
Jadilah itu awal mula obrolan kami bertiga didalam mobil, kemudian pak supir bertanya,"dari mana mas?",
"dari solo pak", jawab suamiku, "solonya mana", lanjut pak supir, "sukoharjo pak," jawab suamiku lagi.
"oohh sukoharjo,, saya dulu pernah kesana mas, ditahan disana," cerita bapaknya.
Suami yang kaget lalu bertanya,"kenapa bisa sampai ditahan pak?",
"iya, dulu saya pernah nabrak orang gila waktu bawa bus Sumber Kencono," jawabnya.
Seketika daam hati aku kaget "Allahu Akbar! sambil nyolek jari suami, batinku, ini gimana ya kita disupirin mantan supir Sumber Kencono!!".
Suami yang mendengar cerita bapaknya cuma mengangguk tanda mengerti saja, "oohh, wah kok sampai bisa nabrak ya,," gumamnya.
Lalu bapaknya cerita masa lalunya, kenapa dia sampai menabrak orang gila sampai akhirnya ditahan di daerah Kartasura, Sukoharjo. Kemudian kisahnya tentang pengalamannya membawa berbagai macam bus sejak tahun 1987, mulai dari Sumber Keoncono, Eka, Handoyo lintas sumatra, sampai akhirnya bapaknya bilang, "Saya juga pernah bawa bus di Arab mas, bahkan jazirah Arab sebagian besar sudah saya lintasi pakai bus." Langsung seketika saat itu mendengar "woow,, mashaAllah.
Ternyata bapaknya cerita , semenjak sering mengalami kecelakaan membaawa bus di jawa dan semenjak krisis moneter di pertengahan 1998, si bapak memutuskan untuk merantau ke Arab, Riyadh, tepatnya.
Bus Antar kota antar proponsi telah ia khatamkan jalurnya, hingga lintas negara, dari Riyadh, Suriah dan Lebanon!. Aku semakin bertambah "WoooW" tatkala si bapak bilang, "Saya juga bawa bus sampai ke Palestine!" dan aku langsung serius menanggapi cerita si bapak.
"Wah Palestine pak?" mantapp,, lanjut suami.
"Iya , Palestine, Palestina, disanalah saya mengalami yang namanya makan ga enak, jalan ga nyaman, dan selalu diikuti rasa was-was, ibaratnya kalau orang jawa bilang, "Mangan rasane Sepo" yang artinya " Makan seperti gak ada rasanya" . mau dikasih gula, garam, tetap gak ada rasanya. Bukan karena selera lidah yang berbeda, tapi lebih ke kondisi yang mencekam saat itu.
Bapak supir lantas bercerita, disana sejak kita masuk ke perbatasan saja, sudah dijaga aparat, padahal kita cuma bawa bus sipil. makan seperti dimata-matai roket-roket.
"Trus pak?" kataku,
"ya disana kan konflik,,"lanjutnya.

Kemudian hening sejenak.

"Saya bahkan pernah memperistri wanita Arab mba", lanjutnya
"wanita disana kalau sudah keluar dari perbatasan Arab mereka buka Abaya (sejenis baju arab panjang, biasa berwarna gelap beserta kerudung dan cadar) dan berpenampilan biasa seperti kita kita ini." sambungnya.

"oohh,, gitu ya pak,"cetusku.
"wah bapak jago bahasa Arab dong berarti?"kataku
"hahahahhaa,,jangan ditanya," kelakarnya lagi
Aku cuma nyengir aja sambil noleh ke suami, "wah aku salah tanya donk ya yank," kataku ke suami

suami cuma ketawa aja, hahahahaduuhh....dekk.... :D


tak terasa sudah sejam perjalanan dan kamipun sampai dirumah dengan sehat dan selamat, Alhamdulillah..

Pesan dari cerita ini adalah  :

Jangan pernah memandang kualitas seseorang hanya dari apa yang ia kerjakan sekarang ini, kita tak pernah tahu pengalaman seseorang sampai kita memberikan kesempatan kepadanya untuk menunjukkan kemampuan sebenarnya. Seperti bapak tadi, dibalik profesi dia sebagai seorang supir taksi, ternyata banyak pengalaman yang telah ia makan. Bahkan nyupir bus-pun di bus Arab!.

Saya yakin bertemu dengan supir taksi yang memiliki pengalaman segudang seperti tadi malam sulit saya dapatkan. Banyak pelajaran dan hikmah yang saya ambil dari cerita dan pengalaman bapak tadi.
Pertama, Salam dan sapa sebagai awal mula perkenalan dan obrolan adalah hal yang sangat bermanfaat. Bukan Wasting time.
Kedua, Dari pengalaman si bapak yang terkena kecelakaan 2kali dalam setahun ternyata membuatnya bangkit dan menemukan pengalaman luar biasa yang sesungguhnya. Ini adalah indikasi bahwa kita jangan sampai mudah patah semangat, mudah mengeluh dan mudah putus asa. Karena ternyata Allah melihat usaha kita!
Ketiga, Pengalaman segudang yang bapak tadi dapatkan dapat membuka wawasan yang sesungguhnya bahwa Dont Jugde A Book By Its Cover adalah Benar adanya.
Keempat, Bapak tadi ramah, jadi pelanggan juga nyaman menggunakan jasanya, hehehe.... :D
bonus : ini nih taksinya

sampai ketemu lagi...............

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment